Jumat, 09 September 2011

Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Mean Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Intuitif Manipulatif di Kelas IX SMP


Matematika sebagai wahana pendidikan mempunyai tujuan mencerdaskan siswa, membentuk kepribadian siswa, serta mengembangkan keterampilan tertentu sehingga dapat mengarahkan siswa pada pembelajaran nilai-nilai dalam kehidupan melalui matematika. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa beberapa lembaga pendidikan (sekolah) belum menjadi sarana pendidikan yang menyenangkan dan memberikan pengetahuan yang bermakna bagi peserta didik. Saat ini, beberapa sekolah lebih menekankan pada tuntasnya materi dari pada kebermaknaan materi tersebut. Sekolah lebih menekankan pada tuntasnya materi karena menyesuaikan dengan kurikulum.   
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah telah melakukan beberapa upaya, seperti meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan guru dengan program sertifikasi guru, meningkatkan sarana dan prasarana sekolah dengan bantuan operasional sekolah (BOS), dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan penyempurnaan kurikulum dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Melalui sertifikasi guru, pemerintah juga menuntut guru mempunyai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Dengan demikian guru dituntut agar tidak selalu mengajar dengan pendekatan konvensional, artinya guru dalam mengajar matematika memerlukan pendekatan yang dapat melibatkan siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar matematika. Alternatif pendekatan yaitu dengan pendekatan intuitif manipulatif.
 Kata intuitif menurut kamus bahasa Indonesia berasal dari kata intuisi. Intuisi adalah suatu sarana untuk mengetahui secara langsung berdasarkan pengalaman seseorang yang kebenarannya bersifat relatif. Untuk membantu siswa memahami materi yang abstrak atau mengenalkan konsep yang baru diperlukan suatu pendekatan manipulatif, yaitu pendekatan yang menggunakan bahan manipulatif sebagai media pembelajaran. Dengan bahan manipulatif, siswa dapat merepresentasikan secara konkret dari sesuatu yang abstrak atau konsep yang baru. Dengan demikian pendekatan intuitif manipuatif merupakan pendekatan yang menggunakan intuisi dan bahan manipulatif untuk mencari suatu kebenaran dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran ini peneliti bermaksud ingin mengarahkan siswa mengkonstruk pemahamannya bahwa mean dapat dikatakan sebagai titik setimbang.
Konsep mean merupakan bagian terpenting dalam statistik, akan tetapi menurut penelitian, siswa mengalami kesulitan dalam memahami rumus dan menghafal simbol mean. Pada saat pembelajaran siswa sering menjawab ragu-ragu karena takut, dan siswa jika ditanya satu persatu sering gemetar tetapi jika bersama-sama tidak demikian. Dari hasil wawancara dengan guru SMP  minat belajar dan keaktifan siswa belum optimal, kemampuan siswa dalam memahami konsep kurang dari  50%, dalam pembelajaran guru menggunakan metode ekspositori dan belum pernah menggunakan pendekatan intuitif manipulatif.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan intuitif manipulatif yang dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep mean. Subyek dari penelitian adalah siswa kelas IX SMP. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas.
Pembelajaran mean dengan pendekatan intuitif manipulatif terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep mean dengan langkah pembelajaran yaitu, persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap persiapan, siswa diberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa dalam belajar konsep mean. Hasil tes awal menunjukkan bahwa siswa belum memahami materi prasyarat yang harus dimiliki siswa. Pada tahap pelaksanaan terdiri dari tiga tahap yaitu tahap awal, tahap inti dan tahap akhir. Pada tahap awal peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi prasyarat dan meminta siswa membentuk kelompok sesuai kelompok yang sudah ditentukan. Pada tahap inti kelompok diminta mengerjakan LKS dengan langkah 1) menentukan titik setimbang, 2) menentukan jarak posisi benda terhadap titik setimbang, 3) menentukan syarat kesetimbangan dan menemukan rumus mean, 4) memaknai mean sebagai titik setimbang, (5) menghitung mean setelah dimodifikasi. Tahap inti diakhiri dengan peresentasi dari perwakilan kelas. Pada tahap akhir peneliti bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Pada tahap evaluasi, peneliti memberikan tes akhir untuk mengukur pemahaman siswa terhadap konsep mean.
Pemahaman siswa terhadap konsep mean meningkat, terbukti dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa meningkat 7.7 %. Pada siklus I, hanya 3 kelompok dari 7 kelompok yang dapat menemukan rumus mean dan 1 kelompok dari 7 kelompok yang dapat menghitung mean setelah dimodifikasi. Pada siklus II semua kelompok dapat menemukan rumus mean dan 6 kelompok yang dapat menghitung mean setelah dimodifikasi. Hasil tes akhir siswa yaitu 79,4 lebih dari standar ketuntasan minimal (SKM) yaitu 65.
Respon siswa terhadap pembelajaran mean dengan pendekatan intuitif manipulatif berdasarkan rekap angket umpan balik siswa menunjukkan respon yang positif, baik pada aspek sikap, aspek kemenarikan, dan aspek kemudahan pembelajaran. Skor rata-rata angket umpan balik siswa pada aspek sikap, kemenarikan, dan kemudahan berturut-turut  4.01 (masuk pada kategori setuju), 2.69 (masuk pada kategori menarik), dan 2.95 (masuk pada kategori mudah).
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka guru matemátika khususnya guru SMP Negeri disarankan melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan intuitif manipulatif sebagai pembelajaran alternatif pada materi mean dan guru memantapkan pengetahuan prasyarat siswa sebelum materi mean dipelajari. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar